AERODROME adalah Suatu daerah tertentu di atas daratan atau perairan (termasuk bangunan-bangunan, gedung-gedung, instalasi maupun peralatan-peralatan) yang digunakan untuk menunjang kegiatan pendaratan, keberangkatan maupun pergerakan pesawat.
AERODROME REFERENCE POINT adalah letak geografis suatu aerodrome dinyatakan dalam derajat lintang (latitude) dan derajat bujur (longitude).
LANDING AREA adalah bagian dari movement area yang dipersiapkan untuk landing dan take off pesawat terbang.
MOVEMENT AREA adalah bagian dari suatu aerodrome yang dipergunakan untuk take off, landing dan taxiing pesawat, termasuk apron.
MANOUVRING AREA adalah bagian dari suatu aerodrome yang dipergunakan untuk take off, landing, taxiing pesawat, tidak termasuk apron
APRON adalah daerah tertentu pada suatu aerodrome yang dipersiapkan untuk keperluan pada suatu aerodrome yang dipersiapkan untuk keperluan parkir pesawat, memuat atau menurunkan penumpang dan barang, pengisian bahan bakar maupun perwatan-perawatan kecil bagi pesawat udara.
AERODROME REFERENCE POINT :
- Aerodrome reference point harus dibuat untuk tiap bandara
- Aerodrome reference point terletak di titik pusat aerodrome
- Posisi Aerodrome reference point yang sudah ditentukan dengan koordinat, harus dilaporkan ke aeronautical information services authority
AERODROME REFERENCE TEMPERATURE :
- Apabila pesawat yang akan melakukan pendaratan, melihat lampu :
- Reccomendation : Data temperature di suatu aerodrome dibuat per bulan. Dicari suhu rata-rata yang tertinggi setiap bulan selama satu tahun.
- Aerodrome reference temperature harus ditentukan untuk tiap bandara dalam derajat celcius
- Warna merah, pendekatan (approach) terlalu rendah
- Warna putih, pendekatan (approach) terlalu tinggi
- Warna merah diatas, putih dibawah, pendaratan yang akan dilakukan sudah tepat sasaran
AERODROME & RUNWAY ELEVATIONS :
- Aerodrome elevation ( Elevasi Bandara), ketinggian suatu titik tertinggi di daerah pendaratan, diukur dari permukaan laut.
- Tekanan udara makin tinggi, makin mengecil, kenaikan setiap 1 mbs = 30 feet. (1000 feet = 300 m).
- Contoh :
- Tekanan udara diatas permukaan laut 10.11 mbs
- Tekanan udara di elevation 10.15 mbs
- 15 mbs – 10.11 mbs = 4 mbs
- Elevasi bandara = 4 mbs x 30 feet = 120 feet
- Elevasi bandara = 120 feet : 1000 feet x 300 m = 36m.
- Contoh :
Height adalah Jarak vertikal (ketinggian suatu titik atau suatu benda yang dianggap suatu titik diukur dari (tekanan udara) diatas permukaan laut.
Flight Level adalah Jarak vertikal / suatu ketinggian tertentu yang diukur dari / berdasarkan tekanan udara di lapisan yang mempunyai tekanan udara konstan (1013.2 mbs / 299.2 inches).
WIND COMPONENT :
- Head Wind Component (HWC), Angin dari depan, Take off / landing melawan arah angin.
- Cross Wind Component (CWC), Angin dari samping, Take off / landing dengan cross wind.
- Tail Wind Component (TWC), Angin dari belakang, Take off / landing searah dengan arah angin.
Keterangan I : surface wind 290 / 20
HWC = 7 KT
CWC = 19 KT
TWC = zero
Keterangan II : surface wind 30 / 15
HWC = 13 KT
TWC = 5 KT
CWC = zero
Keterangan III : surface wind 230 / 10
HWC = zero
TWC = 2 KT
CWC = 4 KT
- Lingkaran = WIND SPEED
- Radius = WIND DIRECTION
MAXIMUM CROSS WIND COMPONENT :
- Bila panjang runway 1500m atau lebih cross wind component 37 km/h (20KT). Bila terjadi hal-hal yang membahayakan di runway, cross wind component tidak boleh melebihi, 24 km/h (13KT).
- Bila panjang runway 1200m – 1499m (kurang dari 1500m), cross wind component = 24 km/h (13KT).
- Bila panjang runway kurang dari 1200m, cross wind component 19 km/h (10KT).
RUNWAY adalah Suatu daerah yang berbentuk empat persegi panjang yang telah dipersiapkan untuk kegiatan pendaratan dan pemberangkatan pesawat terbang.
MENENTUKAN ARAH RUNWAY :
- Untuk menentukan arah (heading) suatu runway, selain faktor lokasi / medan juga faktor lokasi / medan juga faktor angin sangat menentukan.
- Pengamatan arah angin dilaksanakan sekurang – kurangnya 5 tahun, paling sedikit 8 kali setiap hari dengan interval waktu yang sama.
KARAKTERISTIK RUNWAY, Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan pembuatan runway :
- Type operational :
- Untuk segala cuaca atau VMC saja
- Siang malam atau siang saja
- Faktor cuaca dan angin
- kecepatan
- arah
- Traffic di sekitar aerodrome
- Topography / tata letak
- Type operational
- Faktor cuaca dan angin
- Topography / Tata Letak
- Obstruction / terrain (halangan)
- Lingkungan
- Kemungkinan pengembangan yang akan datang (pemukiman, sekolahan).
- Kebisingan
- Tanah yang tersedia
- Panjang runway sekarang dan yang ada
- Biaya konstruksi
- Kemungkinan instalasi alat bantu pendaratan (visual & non visual)
TRAFFIC DISEKITAR AERODROME :
- Apakah dekat dengan aerodrome lain atau dekat dengan ATS route
- Bagaimana kepadatan traffic
- Prosedur pelayanan lalu lintas udara
- instrument approach procedure
- missed approach procedure
- entry procedure
- dll
AERODROME REFERENCE CODE :
PARALLEL RUNWAY :
- Jarak antara parallel runway :
- Jarak minimum dihitung dari runway centre line
- 210 m : runway code number : 3 atau 4
- 150 m : runway code number : 2
- 120 m : runway code number : 1
RUNWAY DESIGNATED MARKING :
- Terdiri dari dua angka, contoh : 07 – 25
- Parallel runway ditambah dua huruf, contoh : 07L – 07 R / 25 L – 25 R
RUNWAY DESIGNATOR, Cara pemberian runway designator :
- Azimuth runway dibulatkan menjadi puluhan derajat
- 124 derajat : 120 derajat
- 126 derajat : 130 derajat
Contoh : runway azimuth 135 derajat dibulatkan menjadi 140 derajat, runway designator : Rwy 14
- Runway yang berlawanan arah adalah : 140 derajat + 180 derajat = 320 derajat – runway designator : Rwy 32
THRESHOLD :
- Awal dari runway yang digunakan untuk landing
- Lokasi threshold :
Pada awal dari runway
- Displaced threshold
- Threshold yang dipindahkan, misalkan karena :
- Kerusakan runway
- Adanya obstacle di daerah sebelum runway
KEKUATAN RUNWAY :
- Kekuatan runway, dapat menampung berat maupun jenis (type) pesawat, sesuai dengan karakteristik runway tersebut.
- Permukaan runway tidak boleh bergelombang / tidak rata. Permukaan runway yang tidak rata menyebabkan aircraft bouncing, pitching, vibration
Runway basah :
- Kekerasan / kekuatan runway harus sedemikian rupa, agar pada saat terjadi beban gesekan roda pesawat dengan runway yang basah, tidak menyebabkan kecelakaan.
- Untuk mengukur tingkat kebasahan runway digunakan alat : Self Wetting Features.
- Bila tingkat kebasahan sudah melebihi batas normal, maka harus dibulatkan informasi NOTAM.
AIR DI RUNWAY : Apabila ada air di runway, sampai dengan setengah dari lebar runway, termasuk kedalaman dari genangan air, kondisi tsb dirinci sebagai berikut :
- Kabut : permukaannya terlihat berubah warna mendekati lembab
- Basah : permukaannya basah tetapi tidak terdapat genangan air
- Spot Air : ditunjukkan adanya titik-titik air
- Banjir : terdapat genangan air
RUNWAY SHOULDER :
- Kekuatan runway shoulder :
- Suatu daerah yang berbatasan langsung dengan tepi runway, umumnya ditanami rumput dan bebas dari rintangan yang membahayakan. Dipergunakan untuk menampung kemungkinan adanya pesawat yang keluar dari runway secara tidak sengaja. Sebaiknya : Runway code letter D atau E dengan lebar runway kurang dari 60m, serta runway code letter F dengan lebar 60m dilengkapi dengan runway shoulder.
- Panjang shoulder sama dengan panjang runway
- Lebar runway + lebar runway shoulder =
- 60m untuk runway code letter D dan E
- 75m untuk runway code letter F
- Slope runway shoulder sama dengan slope runway yaitu 2,5 percent
- dipersiapkan untuk dapat menampung pesawat yang “running off the runway”
- mengurangi kerusakan pesawat
- dapat menampung kendaraan yang beroperasi di shoulder
STOPWAY :
- Suatu daerah diujung runway, diarah take off yang berbentuk empat persegi panjang, dipersiapkan sebagai daerah yang dapat dipergunakan sebagai daerah yang dapat dipergunakan sewaktu-waktu oleh pesawat, apabila mengalami kegagalan pada saat take off.
- Panjang stopway disesuaikan dengan luas aerodrome. Tidak semua aerodrome memiliki stopway, karenna medan maupun luas aerodrome tidak memungkinkan.
- Lebar stopway, sama dengan lebar runway
- Kekuatan stopway, kekuatan stopway sedemikian rupa, dipersiapkan untuk dapat menampung pesawat yang gagal take off dan keluar dari runway, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang berat.
CLEARWAY :
- Suatu daerah empat persegi panjang, di atas daratan atau perairan, di bawah pengawasan yang berwenang, dipersiapkan untuk melindugi pesawat yang baru take off menuju suatu ketinggian ttertentu.
- Apabila ada object yang membahayakan, maka object tsb harus dipindahkan
- Clearway diadakan sesuai dengan kegunaan runway tersebut
- Lokasi clearway : dimulai dari akhir take off run available (TODA / ujung runway)
- Panjang clearway : tidak lebih dari setengah (1/2) take off run available (TODA)
- Lebar clearway : 75m (250 feet) kesamping kiri dan kanan dari runway centerline
Declared Distances :
- Take off run available : TORA, Panjang runway yang dapat digunakan untuk Take off
- Accelerate stop distance available : ASDA, Panjang rwy (TORA) + Stopway
- Take off distance available : TODA, Panjang rwy (TORA) + Clearway
- Landing distance available : LDA, Panjang rwy dapat digunakan untuk landing
RUNWAY STRIPS : Runway strip termasuk runway dan stopway (bila ada), yang dipersiapkan untuk :
- Mengurangi resiko kerusakan pesawat apabila keluar dari runway
- Melindungi pesawat selama take off dan landing
Panjang runway strips : Panjang runway strip diukur dari ujung/akhir suatu runway adalah :
- 60m untuk code number 2, 3, 4 non instrument runway
- 60m untuk code number 1, instrument runway
- 30m untuk code number 1, non instrument runway
Lebar runway strip : Lebar runway strip, diukur dari sisi kanan/kiri runway centre line minimal :
- Instruments :
- 150m untuk code number 3, 4
- 75m untuk code number 1, 2
- Non Instruments :
- 75m untuk code number 3, 4
- 40m untuk code number 2
- 30m untuk code number 1
Object di runway strip :
Tidak boleh ada obstacle di runway strip kecuali visual aid untuk keperluan navigasi udara, dengan jarak minimum :
- 77,5 m dari runway centre line precision approach cat I, II, III code number 4, code letter F
- 60 m dari runway centre line precision approach cat I, II, III coe number 3 & 4
- 45 m dari runway centre line precision approach cat I code number 1 & 2
Tidak boleh ada benda bergerak (mobile object) di runway strip pada ada saat pesawat sedang take off/landing
Kekuatan runway strip :
- Permukaan runway strip harus diperkeras sedemikian rupa, sehingga mampu menampung berat pesawat yang keluar dari runway (karebna accident)
- Jarak dari centerline / perpanjangan centerline sampai dengan (minimal) data dibawah ini, harus bebas dari obstacle.
RUNWAY AND SAFETY AREA (RESA) :
- RESA dipersiapkan sebagai daerah yang bebas obstacle dan kualitasnya cukup untuk menampung pesawat yang “undershooting” atau overrunning” dari runway
- Permukaan resa tidak perlu sama kualitasnya dengan runway strip, tapi dipersiapkan juga dengan kekuatan yang memadai untuk mengurangi kerusakan pesawat dan juga dapat menampung kegiatan kendaraan rescue & fire fighting
- RESA harus ada untuk tiap-tiap runway strip
Panjang RESA, Diukur dari ujung akhir runway strip minimal :
- 90m, atau disarankan,
- 240m code number 3 atau 4
- 120m code number 1 atau 2
Lebar RESA :
- Minimal dua kali lebar runway
- Bila mungkin sama dengan lebar runway strip
Obstacle : Tidak boleh ada obstacle di RESA
RUNWAY TURN PADS :
- Bila pada ujung runway tidak ada taxiway, maka harus dibuat turn pads untuk memudahkan pesawat berputar haluan 180 derajat
- Turn pads sebaiknya, tidak hanya diujung runway saja, untuk tipe pesawat tertentu yang tidak membutuhkan seluruh panjang runway
- Sebaiknya turn pads ada di kedua sisi runway, baik diujung maupun intermediate runway
- Posisi turn pads disebelah kiri pesawat, untuk memudahkan pilot in command berputar haluan
- Sudut turn pads dengan runway 30 derajat
TAXIWAY :
- Dipersiapkan untuk memperlancar pergerakan pesawat didarat
- Kekuatan taxiway sekurang-kurangnya sama dengan runway
- Apabila diujung runway tidak ada taxiway, bisa dibuat “turning area/turning pad” (digunakan pesawat untuk membuat belokan)
- Runway sebaiknya diperlengkapi dengan beberapa txy (rapid exit taxiway) untuk memperlancar pergerakan pesawat keluar / masuk runway in use
- Taxiway bisa juga diperlengkapi dengan :
- Taxiway shoulder
- Taxiway strip
WHEEL BASE : Jarak antara centerline nose wheel dengan centerline main wheel
HOLDING BAYS : Suatu daerah dimana pesawat dapat menunggu atau memberikan jalan kepada pesawat lain guna terselenggaranya kelancaran lalu lintas udara didarat
ROAD HOLDING POSITION : Perpotongan antara jalan dengan runway, dimana kendaraan akan distop, atau sesuai dengan instruksi dari tower.
RUNWAY HOLDING POSITION :
- Runway holding position terletak di :
- Suatu posisi dimana taxiing aircraft / kendaraan harus stop / hold, menunggu intruksi dari tower
- Taxiway, intersection antara runway dengan taxiway
- Intersection antara runway dengan runway
KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN ( K. K. O. P) :
- Airspace disekitar aerodrome harus bebas dari obstacle untuk melindungi pesawat yang terbang disekitarnya
- Menentukan KKOP tergantung dari tujuan dari penggunaan runway tersebut
- Klasifikasi runway
- Instrument, precision approach
- Instrument, non precision approach
- Non instrument
PENGERTIAN ISTILAH
- Inner approach : lebar strip
- Distance from threshold : panjang strip
- Divergence = melebar : dari masing-masing ujung strip sebanyak 15 %
- Length : panjang inner approach bagian pertama (first section)
- Width : lebar dari divergence, Inner approach bagian pertama (first section)
APPROACH RUNWAY : (Non precision Approach Code Number 3) (Tampak atas) APPROACH
- Length of inner edge (lebar strip) = 300m
- Distance from threshold = 60m
- Divergence = 15%
FIRST SECTION
- Length = 3000m
- Width = 15/100 x 3000m = 450m
SECOND SECTION
- Length = 3600m
- Width = 15/100 x 3600m = 540m
HORIZONTAL SECTION
- Length = 8400m
- Width = 15/100 x 8400 = 1260m
NON PRECISION APPROACH CODE NUMBER 3 (tampak samping)
FIRST SECTION
- Slope = 2%
- Length = 3000m
- Height = 2% x 3000m = 60 m
SECOND SECTION
- Slope : 2,5 %
- Length : 3600m
- Height : 2,5% x 3600m = 90m
HORIZONTAL SECTION
- Slope : 0%
- Length : 8400m
- Height : 60m + 90m = 150m
Non Precision Approach Code No. 3 (dari sisi / tepi strip, melebar)
- Transitional slope = 14,3 %
- Inner horizontal height = 45m
- Transitional slope (14,3%) = height : distance
- Distance of transitional = 45m/1 x 100/14,3 : 314,68m
TRANSITIONAL SURFACE :
- Transitional surface : Permukaan miring keatas dari tepi runway strip dan approach surface. Lebar transitional surface, tergantung klasifikasi runway tersebut
- Inner transitional surface : Bagian dalam dari transitional surface, tidak boleh ada obstacle yang tingginya melebihi ketentuan seperti contoh di bawah ini
- Distance of transional : Jarak dari tepi strip ke tepi inner horizontal
INNER HORIZONTAL :
- Inner horizontal height : 45m
- Radius dari titik perpotongan : 4000m
- Luas inner horizontal : Letakkan ujung jangka di titik pusat perpotongan centerline dengan lebar strip, cari radius 4000m
CONICAL :
- Slope : 5%
- Height : 75m
- Slope (5%) : height : distance
- Distance : 75m/1 x 100/5 = 1500m
- Lingkarkan 1500m diluar garis inner horizontal
- Aau dengan jangka (seperti diatas) radius 5500m
VISUAL AIDS FOR NAVIGATION :
Wind direction indicators :
- Dalam satu aerodrome harus ada wind direction indicator ( wind sock), minimal satu
- Diletakkan sedemikian rupa yang mudah terlihat dari pesawat yang sedang terbang (minimal dengan ketinggian 300m) maupun pesawat yang di movement area
- Harus bebas hambatan (tidak terhalang gedung), sehingga angin bebeas berhembus ke wind sock tersebut
- Surface wind = mulai dari permukaan tanah sampai ketinggian 10.000 feet
- Terbuat dari bahan yang tahan cuaca
- Bentuk cylinder (cone), ukuran :
- Panjang 3,6m
- Diameter 0,9m
- Satu warna (putih atau orange)
- Atau dua warna kombinasi : hitam / putih, merah / putih, orange / putih
- Lokasi dari wind indicator, sebaiknya diberi lingkaran warna putih dengan diameter 1,2m
- Diberi lampu, agar terlihat dimalam hari
LANDING DIRECTION INDICATOR
(LANDING T)
- Landing direction indicator diletakkan di lokasi yang bisa tampak jelas dari pesawat yang sedang terbang
- Bentuk seperti huruf T
- Warna putih atau orange
- Kontras dengan background
- Ukuran (lihat gambar)
SIGNALING LAMP / LIGHT
- Signalling lamp terletak di tower
- Signaling lamp memancarkan sinar berwarna merah, hijau dan putih
SIGNAL PANELS & SIGNAL AREA
Signal area :
- Suatu lokasi di aerodrome yang digunakan untuk menempatkan visual ground signal ( signal panel)
- Signal area harus terlihat dari segala arah
Karakteristik signal area :
- Berbentuk bujur sangkar dengan sisi 9m, lebar tiap – tiap sisi 0,3m (1 feet)
- Warna signal area harus kontras dengan warna signal panelsnya
- Masing sisi (tepi), dicat berwarna putih
VISUAL GROUND SIGNAL
(SIGNAL PANELS)
- Visual ground signal digunakan untuk member informasi (komunikasi) dengan pesawat yang sedang terbang
- Signal tersebut diperlukan oleh :
- Aerodrome yang tidak mempuunyai aerodrome control tower
- Aircraft NORDO
- Aircraft yang mengalami communication failure
MARKING
Runway intersection marking
- Perpotongan antara dua runway, mempengaruhi pembuatan marking
- Runway yang prioritasnya lebih tinggi, marking tidak terputus
- Prioritas runway marking :
- Precision approach runway
- Non precision approach runway
- Non instrument runway
- Perpotongan antara runway dengan taxiway, marking runway tidak terputus
RUNWAY MARKING
- Warna runway marking, putih
- Beberapa marking yang ada di runway :
- Runway designation marking (runway number)
- Runway centerline marking, Garis putih terputus – putus di pertengahan runway
- Threshold marking : jarak 6m dari threshold
LEBAR RUNWAY JUMLAH STRIPE
18m 4
23m 6
30m 8
45m 12
60m 16
- Touch down zone : Bagian dari runway sesudah threshold yang digunakan pada saat roda pesawat menyentuh runway pertama kali. Touch down zone marking : Garis –garis putih berpasangan di kanan / kiri runway centerline marking
- Jarak dari threshold 150m
- Jarak antar touch down zone 150m
- runway side stripe marking, Garis putih ditepi kanan dan kiri runway
- Fix distance / aiming point marking : Untuk membantu pilot mengetahui jarak dari threshold yang digunakan untuk landing (landing distance available)
- Terletak di approach end, disisi kanan / kiri runway centerline marking, ujung marking sejajar vasis ( visual approach slope indicator system)
- Warna menyolok
- Jarak dari threshold (lihat table berikut)
TAXIWAY MARKING
- Warna taxiway marking : kuning
- Marking yang ada di taxiway :
- Taxiway centerline marking
- Garis yang tidak terputus (solid line)
- Lebar 15cm
- Runway holding position marking
- Marking yang terletak di runway atau di taxiway, dibuat pada :
- Pertemuan antara runway dengan taxiway
- Perpotingan dua runway
- Marking yang terletak di runway atau di taxiway, dibuat pada :
- Road holding position marking
- Dibuat pada perpotongan jalan dengan runway / taxiway
- Taxiway centerline marking
LIGHTS
- Non aeronautical ground lights
- Lights selain aeronautical ground lights, tidak boleh terlalu dekat dengan aerodrome, karena bisa membingungkan, bahkan membahayakan penerbangan
- Non aeronautical ground light, sebaiknya diberi tirai / tabir, atau dimodifikasi
- Aeronautical ground lights
- Lampu-lampu di runway, stopway, taxiway dan apron, ditanam kedalam permukaan aspal
INTENSITAS
- Intensitas lampu-lampu tersebut bisa diatur sesuai degan situasi dan kondisi
- Alat untuk pengaturan intensitas lampu di tempatkan di tower
- Lampu-lampu tersebut adalah :
- Approach lighting system
- Runway edge lights
- Runway threshold lights
- Runway end lights
- Runway centerline lights
- Runway touch down zone lights
- Taxiway centerline lights
AERONAUTICAL GROUND LIGHTS
- Runway lights
- Threshold : hijau = mengarah dari approach ke runway
- Runway end : merah = mengarah ke runway
- Runway edge : putih
- Displaced threshold : merah disepanjang displaced threshold
- Touch down zone : putih = 3 lampu
- Runway centerline lights
- Putih, Dari threshold s/d 900m dari runway end
- Merah dan putih, Dari 900m s/d 300m dari runway end
- Merah, 300m s/d runway end
Untuk panjang runway kurang dari 1800m, lampu warna merah dan putih, mulai dari pertengahan runway 9untuk landing), s/d 300m dari runway end
Approach light
- Centerline : putih
- Slide row : merah
Stopwa lights : Merah mengarah ke runway
VASIS (visual approach indicator system)
- Putih : bila approach terlalu tinggi
- Merah : bila approach terlalu rendah
- Merah diatas, putih dibawah : approach sudah baik, landing bisa dilanjutkan
Taxiway light
- Taxiway edge lights : biru
- Taxiway centerline lights : hijau
- Stop bar lights : merah
Approach lights
- Non precision approach : putih
- Precision approach : putih dan merah
Apron lights
- Obstruction lights : merah
- Flood lights : putih
Aerodrome beacon lights : hijau dan putih bergantian